Erni Aladjai, Bunga Siagian, Gita Hastarika, Ika Vantiani

Aktivisme Seni 101: Yuk, membuat perubahan dengan praktik senimu

Aktivisme seni menggunakan karya seni dan budaya sebagai medium dalam pendekatan perubahan sosial yang lebih besar. Praktik-praktik seni ini dekat dengan masyarakat yang terlibat baik secara kolaboratif atau partisipatif. Erni Aladjai, Bunga Siagian dan Gita Hastarika akan membahas praktik aktivisme seni yang mereka lakukan dimoderatori oleh Ika Vantiani.

Diskusi akan berlangsung pada:
Sabtu, 23 Februari 2018
Pk. 15.00 – 18.00 WIB
Aksara Book Store
Jalan Kemang Raya no 8B Jakarta Selatan

Tentang Pembicara:

Erni Aladjai adalah pendiri Bois Pustaka dan juga penulis novel. Erni telah menerbitkan Kei (Gagas Media, 2012) dan Dari Kirara untuk Seekor Gagak (Gramedia, 2015), Ning di Bawah Gerhana (Bumen Pustaka Emas, 2014) dan Pesan Cinta dari Hujan (Insist Press, 2010). Pada tahun 2017, Erni menerima Hibah Cipta Perdamaian untuk merevitalisasi seni sastra Paupe di Kepulauan Labobo Banggai Laut, Sulawesi Tengah. Erni menerbitkan buku Ramuan Nenek sebagai hasil riset dukungan Cipta Media Ekspresi.

Bunga Siagian adalah kurator dan penulis, menempuh pendidikan filsafat di STF Driyarkara. Saat ini tertarik menguji coba praktik kurasi gambar bergerak sebagai bentuk peristiwa seni. Sejak 2017, turut aktif mengelola Badan Kajian Pertanahan (BKP). Sebuah lembaga temporer yang dibentuk untuk mengeksperimentasikan peran, metode, dan bentuk seni di dalam persoalan-persoalan yang spesifik terkait dengan pertanahan.

Gita Hastarika adalah direktur Kelola yang memiliki latar belakang arsitektur, dan banyak bekerja dengan publikasi dan media. Saat ini sedang menempuh pendidikan master antropologi di Universitas Indonesia. Gita menginisiasi terbitnya buku Unjuk Rasa: Seni-Performativitas-Aktivisme, sebuah antologi praktik-praktik aktivisme seni, sebagai wujud kontribusi Kelola dalam produksi pengetahuan tentang seni dan aktivisme di Indonesia.