en id

Bambang Besur Suryono


Bambang Suryono atau biasa dipanggil “Besur” lahir di kampung Baluwarti di dalam kompleks Keraton Surakarta, 20 Oktober 1960. Keluarga Besur adalah abdi dalem Keraton Surakarta bagian kesenian. Oleh karena itu, Besur sudah akrab dengan kesenian Jawa sejak dini, seperti wayang kulit, karawitan, tari, dan batik. Ia mulai belajar menari dari ayah dan neneknya, yang juga penari keraton pada masanya. Besur juga sempat berlatih di keraton dan sekolah, sebelum akhirnya menempuh pendidikan tari di Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI) di Surakarta. Kemudian, Besur melanjutkan studi tari hingga doktor di Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) (sekarang Institut Seni Indonesia) di Surakarta.

Saat di SMKI, Besur mulai belajar koreografi hingga didaulat sebagai koreografer perwakilan sekolah dalam berbagai festival. Pengalaman inilah yang mendorongnya untuk menjadi penata tari. Mulanya, Besur banyak menelurkan karya berbasis tari tradisi Jawa. Ia pun berkesempatan belajar dari maestro tari kontemporer, Sardono W. Kusumo. Dalam karya Sardono bertajuk “Opera Diponegoro”, Besur menjadi penari utama dan tampil dalam Art Summit Indonesia tahun 1995 di Jakarta. Bahkan, ia turut andil dalam karya Sardono lainnya, seperti “Passage Through the Gong” yang dipentaskan di Tanz Festival di kota Vienna, Austria, tahun 1996.

Hampir semua karya Besur adalah karya tari kontemporer. Menurutnya, sebuah koreografi patut mengandung pesan bagi manusia dan alam. Salah satu karyanya berupa pentas-ulang “Circular Ruins” (2009) menginterpretasi sebuah novel karya sastrawan Argentina, Jorge Luis Borges menjadi sarat pesan kemanusiaan. Pada karya ini, Besur berupaya menampilkan obsesi manusia yang seolah ingin menjadi Tuhan dengan akal pikirannya, namun pada akhirnya tersadar bahwa manusia tetaplah makhluk.

Besur menerima hibah dari Singapore Arts Council untuk berkolaborasi dengan Raka Maitra menampilkan karya “Circular Ruins” di Asia. Besur aktif terlibat dalam beragam festival di dalam maupun luar negeri. Tak hanya sebagai koreografer, ia beberapa kali mengerjakan manajemen artistik untuk Solo Batik Karnival, Jember Fashion Carnival, Jakarnaval, hingga Chingay Parade Singapura. Besur pernah mengadakan lokakarya dan mengajar di beberapa universitas seperti Swarthmore College di Philadelphia dan School of Oriental and African Studies di London.

Sign Up For Our Newsletter

Stay update and get our latest news right into your inbox