en id

Retno Maruti


Theodora Retno Maruti lahir 8 Maret 1947 di Solo, Jawa Tengah dalam lingkungan yang akrab dengan kesenian. Sejak usia lima tahun, Maruti mulai belajar seni pertunjukan tradisi Jawa di perkumpulan seni lingkungan keraton seperti tari dan gamelan. Di luar keraton, ia juga sempat belajar macapat. Lebih lanjut, Maruti mendalami tarian dan tembang klasik Jawa dari sejumlah guru, seperti Laksminto Rukmi, Koesoemakesawa, Nyai Bei Mardusari, R. Ay. Sukorini, Basuki Kusworogo dan Sutarman. Saat SMP, Maruti terpilih menjadi penari kijang kencana dalam pentas rutin Sendratari Ramayana di Prambanan selama kurang lebih delapan tahun. Tak hanya pentas rutin, Maruti turut mempelajari koreografi, tata rias, busana, manajemen pertunjukan, dan kerjasama antarteman dalam pementasan.

Bagi Maruti, menari adalah upaya mengendalikan diri, belajar bergotong royong, saling menghargai, sekaligus mengolah batin. Berpijak pada tradisi Jawa, karya Maruti banyak terinspirasi dari kisah sejarah maupun legenda. Ia memilih dan menginterpretasi ulang bagian cerita tertentu untuk menyampaikan keteladanan hidup para tokoh. Tahun 1969, Maruti melahirkan karya pertamanya “Langendriyan Damarwulan” yang berkisah tentang roman sejarah jaman Majapahit dan berbentuk opera Jawa.

Tak hanya tarian Jawa, Maruti juga mempelajari tari tradisi daerah lain, seperti tari Bali, Sunda, Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi. Bahkan, Maruti pernah berkolaborasi dengan penari dan koreografer asal Bali Bulantrisna Djelantik dalam karya “Bedaya Legong Calonarang” (2006). Karya perpaduan tari Bedaya Jawa dan Legong Keraton Bali ini terinspirasi dari cerita rakyat Calonarang yang berasal dari Jawa Timur dan juga popular di Bali.

Maruti telah menari di luar negeri sejak tahun 1960-an, mulai dari Asia, Amerika Serikat hingga Eropa. Bersama penari Arcadius Sentot Sudiharto yang juga suaminya, Maruti mendirikan sanggar tari Padnecwara di Jakarta dan rutin menggelar pementasan. Maruti telah menerima berbagai penghargaan, salah satunya penghargaan Akademi Jakarta tahun 2005 untuk pencapaian dan pengabdian di bidang kesenian/humaniora.

Sign Up For Our Newsletter

Stay update and get our latest news right into your inbox