en id

Teater SIM


Teater SIM (Suara Inspirasi Muda) terbentuk di Jakarta pada 17 Agustus 1993 dan dimotori oleh Manahan Hutauruk dan Zainal Zen. Setahun setelah pendiriannya, mereka mengikuti mekanisme Festival Teater Jakarta. Tahun 2002, Teater SIM dinyatakan lulus dan menyandang predikat senior. Semenjak itu, mereka berhak tampil secara berkala di Taman Ismail Marzuki.

Dengan anggota yang masih tergolong muda, kelompok ini gemar menjelajahi beragam kemungkinan bentuk pemanggungan. Teater SIM berupaya menampilkan gaya berbeda untuk setiap pementasan, namun tetap sarat makna sekaligus menghibur. Pentas mereka boleh jadi bergaya musikal, lain waktu realis, sampai eksperimental.

Bagi Teater SIM, teater adalah sarana untuk mengekspresikan dan mengaktualisasikan peristiwa, terlepas dari latar ruang dan waktu. Sebagian pertunjukan Teater SIM merupakan satire atas manusia modern dalam persinggungannya dengan gaya hidup, tapi seringkali berbanding terbalik dengan tuntutan kemajuan.

Pada Festival Teater Alternatif 2003 di Gedung Kesenian Jakarta, mereka menghebohkan publik dengan menampilkan pementasan minim dialog “Negarakertarasa” karya Manahan Hutauruk. Pemanfaatan tubuh sarat simbol sangat kuat, dan mematok Teater SIM sebagai Penampil Terbaik. Pencapaian ini memberi mereka kesempatan untuk pentas tunggal di lokasi yang sama. Dalam pentas tunggal perdana, Teater SIM menampilkan “Air Mata Naga” (2004) yang menceritakan perlakuan diskriminatif terhadap etnis tertentu ketika peristiwa 13 Mei 1998.

Teater SIM pernah menerima Hibah Seni Kelola kategori Karya Inovatif untuk pementasan “Burung Menggonggong, Kafilah Berjanji” pada tahun 2004. Sepeninggal Manahan, kelompok ini masih produktif berkarya dan berpentas keliling di sejumlah tempat di Indonesia.

Pencapaian

Baru pada 2000, Teater SIM berhasil jadi Pemenang III dengan naskah Ruang Kehormatan karya Manahan Hutauruk. Pada 2001, Teater SIM menjadi Pemenang III dengan naskah Lysistrata karya Aristophanes dan pada 2002, menjadi Pemenang I dengan naskah Pelangi karya Nano Riantiarno. Berdasarkan peraturan yang berlaku saat itu, Dewan Kesenian Jakarta menobatkan Teater SIM sebagai senior.

Sign Up For Our Newsletter

Stay update and get our latest news right into your inbox