en id

Nostalgia Sebuah Kota


14-15 Agustus 2004: Teater Tertutup Taman Budaya Lampung
11 September 2004: Arena Tertutup STSI Bandung
15-16 September 2004: Japan Foundation, Jakarta
19 September 2004: Societeit De Harmonie BKKI, Makassar

Tentang Karya

Secara umum, “Nostalgia Sebuah Kota” disusun berdasarkan tiga aspek pokok pertunjukan, yakni aspek-aspek optik (visual), bentuk (fisikal), dan isi (kelisanan 1 dialolg, narasi, dan syair).

Aspek optik yang dimaksud dalam teks “Nostalgia Sebuah Kota” adalah visualisasi suasana yang sebagian besar lebih bersifat puitis daripada verbal. Bahasa gambar yang disusun oleh para aktor di atas panggung merupakan ruang-ruang estetik yang menyediakan pintu-pintu bagi pengembaraan imajinasi penonton. Diharapkan penonton bisa memasuki pertunjukan ini dengan cara dan tafsir yang mereka pilih sendiri. Efek visual yang hendak dicapai kurang lebih sama dengan saat seseorang mengapresiasi puisi.

Unsur bentuk (fisikal) disusun dari hasil eksplorasi aktor terhadap berbagai kemungkinan bentuk-bentuk fisik (penubuhan) dan menafsirkan teks. Proses eksplorasi tubuh ini dilakukan dengan cara memproduksikan kembali pola-pola gerak yang terdapat dalam keseharian tari-tari tradisional Lampung, permainan anak-anak, dan sebagian kecil gerak dasar balet.

Isi (plot) “Nostalgia Sebuah Kota” disusun dari beberapa puisi, syair sastrta lisan Lampung, dan prosa seperti umumnya. Teknik pelisanan dalam drama ini didasarkan pada studi terhadap kecenderungan-kecenderungan lisan yang terdapat dalam kebudayaan lokal (Lampung), keseharian, juga terhadap teknik-teknik pelisanan yang berkembang dalam pertunjukan teater-teater di Indonesia. Dengan demikian diharapkan bisa  diperoleh cara bertutur yang lebih intim, kreatif, dan tetap memiliki nilai perenungan (reflektif).

Sign Up For Our Newsletter

Stay update and get our latest news right into your inbox