Filter
3 Agustus 2019: Banda Aceh
Tentang Karya
Teknologi berkembang pesat hingga mempengaruhi bagaimana dan seperti apa individu berkomunikasi dan bertatap muka melintasi batas ruang dan waktu. Tawaran komunikasi yang praktis, mudah, dan cepat di era ini telah menimbulkan beragam persoalan baru, termasuk dalam pola berkomunikasi dan mengonsumsi informasi. Akibatnya, berita bohong (hoaks) menjadi hal yang meresahkan.
Kata ‘filter’ memuat dua arti yang saling berkaitan dan melengkapi, yaitu filter dalam makna ‘pilah’ yang berarti ‘memisahkan’ dan ‘pilih’ atau ‘menentukan’. Artinya, jika dikaitkan dengan konteks hari ini dan bagaimana individu berkomunikasi secara digital, patutnya ini menjadi sebuah metode untuk bersikap dalam mengonsumsi informasi. Bertumpu pada respons kreatif antara medium gerak, bunyi, dan penataan artistik dengan pendekatan eksplorasi terhadap karakteristik body percussion kesenian Saman dan Seudati dari Aceh dan representasi sampling bunyi dari hasil pengamatan suara-suara alam di sekitar Ubud-Bali, karya ini mencoba memberikan gambaran, tawaran, serta pesan tentang bagaimana memilih dan menentukan informasi yang berserakan di media sosial menjadi sesuatu yang bermanfaat, bukan menyesatkan.