en id

Asep Budiman


Asep Budiman alias Asbud lahir di Bandung, 27 Oktober 1972. Orang tua Asbud dikenal sebagai pemain sandiwara dan pencak silat. Sejak SD, Asbud telah berlatih sandiwara bersama ayahnya hingga dia sering menjadi aktor untuk sandiwara 17 Agustusan. Ketika SMA, ia mulai mendirikan kelompok teater bernama Teater Kaper yang berhasil memenangkan Festival Teater SMA. Asbud menekuni bidang teater lebih serius ketika di Jurusan Teater Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI)―sekarang Institut Seni Indonesia (ISI)―Bandung.

Semasa kuliah, ia bertemu dengan para dosen yang juga menjadi pegiat teater. Asbud pernah belajar kepada Suyatna Anirun hingga bergabung dengan Studiklub Teater Bandung. Selanjutnya ia juga pernah menjadi aktor Teater Re-Publik dan belajar memahami kerja teater bersama Benny Yohannes. Proses belajar sebagai kreator banyak didapatnya dari Teater Payung Hitam pimpinan Rahman Sabur. Selain itu, ia juga sering terlibat dalam garapan dari Teater Wot, Lab Teater, dan Actors Unlimited. Tahun 2004, ia mendirikan Behind The Actors sebagai wadah kreativitasnya yang tak tertampung pada komunitas lainnya.

Bersama Behind The Actors, Asbud mencoba bentuk dan gaya teater yang berbeda namun tetap mengangkat ciri khas Indonesia. Untuk itu, Asbud mempelajari dan mendayagunakan teater tradisi Indonesia. Menurutnya, teater tradisi kaya akan nuansa gambar, imaji, atraksi, dan kejutan-kejutan. Asbud pun mengembangkan Wayang Keroncong, pertunjukan teater dan wayang yang dipadukan dengan musik keroncong. Tak hanya satu jenis wayang, Asbud menggabungkan wayang golek, wayang orang, hingga wayang kulit. Ceritanya pun terinspirasi dari kisah pewayangan yang disesuaikan dengan problematika keseharian manusia dan masyarakat Indonesia.

Asbud telah menyutradarai sejumlah lakon pasca pendirian Behind The Actors. Lakon “Cuk-Cis” (2009) menandai karya perdananya untuk jenis pertunjukan wayang keroncong. Ia pun berhasil mementaskan lakon ini di tiga negara, yaitu Indonesia, Vietnam, dan Belanda. Asbud juga meraih Hibah Seni Kelola 2005 kategori Pentas Keliling untuk karya monolog berjudul “Humanus Balonitus/Balon” yang dipentaskan di Yogyakarta, Surakarta, dan Surabaya.

Pencapaian

2005

Hibah Seni Kelola kategori Pentas Keliling untuk karya Humanus Balonitus

Daftar Untuk Buletin Kami

Tetap update dan dapatkan berita terbaru kami langsung ke inbox Anda