en id

Djarot Budidarsono


Djarot Budidarsono lahir di Boyolali, Jawa Tengah, 10 Januari 1961. Ketertarikannya pada seni teater justru bermula saat ia menertawakan salah seorang kawannya di SMA yang membawa kaset rekaman dan naskah puisi W. S. Rendra ke mana-mana. Semenjak itu, mereka mendirikan teater sekolah. Selepas SMA, Djarot kuliah di Program Studi Tari di Akademi Seni Karawitan Indonesia (sekarang Institut Seni Indonesia) Surakarta. Kemudian, ia pernah mengenyam Pendidikan Guru Seni untuk Sekolah Menengah Atas di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.

Semasa kuliah di ASKI, ia bertemu dengan Bambang Widoyo S. P. alias Kenthut, pendiri dan sutradara Teater Gapit, sebuah teater berbahasa Jawa yang beranggotakan para mahasiswa ASKI. Djarot pun menjadi anggota Teater Gapit dan memotori pendirian Teater Lungid setelah Kenthut meninggal. Selain itu, Djarot sempat bermain Teater Surakarta (TeRa) dengan sutradara S. T. Wiyono. Djarot juga pernah belajar seni gerak pada Suprapto Suryodarmo di Padepokan Lemah Putih, Surakarta. Tahun 1995, ia mendirikan kelompok Studio Taksu yang berfokus pada bidang tari, gerak, dan suara.

Bersama Studio Taksu, karya tari Djarot pernah meraih Hibah Seni dari Yayasan Kelola, di antaranya “Kontrang-kantring Atawa Lawan Catur” (Pentas Keliling 2004), “Ki Ageng atau Killing Me Softly” (Karya Inovatif 2007), dan “Angon Angin” (Pentas Keliling 2017). Pementasan teater tari “Angon Angin” pertama kali dipentaskan pada tahun 2016 di Balai Soedjatmoko, Surakarta. Angon Angin dapat berarti mengembala angin, sebuah metafora perjalanan tubuh yang berkelana dan berbaur dengan tubuh lainnya dalam kehidupan masa kini. Karya ini menampilkan gerak tubuh sekaligus dialog layaknya pementasan wayang orang.

Kini, Djarot dikenal sebagai penari, koreografer, sekaligus sutradara. Sebagai penari, Djarot pernah terlibat dalam karya-karya Sardono W. Kusumo dan Elly Luthan, serta berkolaborasi dengan sejumlah koreografer ternama dari dalam maupun luar negeri. Sementara itu, gaya penyutradaraannya sangat dipengaruhi oleh Bambang Widoyo SP (Teater Gapit), Budi S. Otong (Teater SAE), dan Nano Riantiarno (Teater Koma). Djarot pernah menjadi pengajar di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga.

Pencapaian

2003

Penerima UNESCO Ashenberg Foundation Scholarship untuk penelitian tari di Central National de Dance Contemporaine (CNDC) l’Esquisse, Angers, Prancis

Daftar Untuk Buletin Kami

Tetap update dan dapatkan berita terbaru kami langsung ke inbox Anda