en id

Joko Porong


Joko Winarko atau yang akrab disapa Joko Porong adalah komponis kelahiran Musirawas, Sumatera Selatan pada 26 Maret 1976. Berasal dari keluarga seniman, sejak kecil Joko sering terlibat di berbagai pementasan, seperti menjadi aktor dalam kethoprak, mengiringi pergelaran wayang kulit atau konser karawitan tradisi (klenengan). Lulus SMP, Joko pindah ke Yogyakarta dan mempelajari musik di Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (sekarang SMKN 1 Kasihan). Lalu, Joko melanjutkan studi Karawitan di dan diteruskan ke jenjang pascasarjana program Penciptaan Seni di Sekolah Tinggi Seni Indonesia (sekarang Institut Seni Indonesia) Surakarta.

Saat di Yogyakarta, ia pernah bergabung dengan Kelompok Karawitan Warga Laras asuhan Ki Seno Nugroho dan Padepokan Bagong Kusudiardjo. Begitu hijrah ke Surakarta, ia semakin aktif bermusik dengan sejumlah musisi hingga mendirikan komunitas musik berbasis gamelan Jawa bernama Ndoro Yogo. Bersama Ndoro Yogo, Joko menciptakan 10 karya kompisisi, Es Tanpa Teh, Sampak, Kinanthi, Jro ing Soran, Laras, Mozaik, Laras, Lancaran Kurang Lebih…, Putut Gelut, dan komposisi Slendro.

Karya-karya Joko selalu berangkat dari gamelan Jawa, meski beberapa kali ia juga bereksperimen dengan memadukan alat-alat musik multi etnis. Hasil eksplorasinya menghasilkan album berjudul

“Jro ing Soran” (2007), perpaduan irama pada instrumen balungan dalam gendhing soran gaya Yogyakarta dengan instrumen vokal tunggal, koor, gender, slenthem, kecapi, mandolin, biola, sintren. Lewat tema musikal ini, Joko hendak berpesan bahwa dalam perilaku keras (Jro ing soran) masih terdapat sifat kehalusan yang tinggi.

Sebagai komponis, ia kerap membuat musik untuk iringan tari maupun teater, misalnya garapan tari Djarot B. Darsono, Kethoprak Pendapan teater Gidag Gidig Surakarta, dan lain sebagainya. Sejak tahun 2011, Joko pindah ke Surabaya karena mengajar di Jurusan Seni Drama dan Musik Universitas Negeri Surabaya (Unesa), sekaligus memimpin grup Gamelan Unesa. Keberadannya sebagai komponis di kota ini sangat diperhitungkan sehingga dipercaya sebagai direktur artistik Arts & Culture Under The Sky Asia Pacific III, serta direktur artistik dalam pentas musik dan tari Cross Culture yang diselenggarakan Dinas Pariwisata Kota Surabaya, 2011.

Daftar Untuk Buletin Kami

Tetap update dan dapatkan berita terbaru kami langsung ke inbox Anda