en id

Slamet Gundono


Slamet Gundono lahir di Tegal, 19 Juni 1966 dengan nama Gundono. Guru SD-nya memberikan nama Slamet, hingga Gundono mengubah akta kelahirannya sebagai rasa hormat kepada sang guru. Ayah kandungnya, Ki Suwati yang juga seorang dalang meninggal dunia saat Gundono masih kecil. Ia dibesarkan di lingkungan pecinta seni tradisi dan terbiasa menyaksikan pertunjukan wayang kulit. Setelah lulus Aliyah, Gundono kuliah di Jurusan Teater Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Namun akhirnya ia memutuskan pindah ke Jurusan Pedalangan di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.

Gundono tidak mau terpaku dengan pakem yang dianut dalang pada umumnya. Menurutnya, seni tradisi bukanlah sesuatu yang statis, namun dapat terus berkembang. Keyakinannya itu rupanya sempat menghebohkan Festival Greget Dalang 1995 di Surakarta. Saat itu, Gundono sengaja membawakan cerita 5 Pandawa gugur. Penonton pun protes dan memintanya untuk menghidupkan Pandawa.

Selanjutnya, ia menciptakan Wayang Suket yang dipentaskan pertama kali di Riau pada tahun 1997 dengan lakon “Kelingan Lamun Kelangan” (Ingat Kalau Kehilangan). Dalam pertunjukan ini, Gundono menjadikan dirinya sebagai pusat pentas, bahkan sesekali bertindak sebagai aktor yang memerankan tokoh wayang atan pesinden yang menyanyi atau pemusik dengan kentrungnya. Suket (rumput) memiliki simbol kesederhanaan, sejalan dengan karakter dalam karya-karyanya. Selain Wayang Suket, dia juga menetaskan konsep Wayang Nggremeng, Wayang Lindur, Wayang Air, Wayang Multimedia, Wayang Kondo-M dan Wayang Api.

Repertoarnya telah digelar di dalam dan luar negeri. Gundono pernah meraih Hibah Seni dari Yayasan Kelola sebanyak dua kali. Tahun 2003, Gundono meraih Hibah Seni kategori Karya Inovatif untuk karya berjudul “Celengan Bhisma”. Selanjutnya, ia mendapatkan dukungan Hibah Seni kategori Pentas Keliling untuk menampilkan “Serat Cabolek, Srekalan Mutamakkin, Wirid ngundang Bima Suci” di tiga pondok pesantren di Banyumas, Magelang dan Bantul (2007).

Gundono mendirikan Sanggar Wayang Suket di depan rumahnya di Surakarta sebagai wadah kreativitas. Tahun 2009,  ia merilis album rock religi yang bertajuk “Tuhan Maha Dalang” yang diproduksi Mizan Musiqa. Ia juga telah menerima sejumlah penghargaan, di antaranya penghargaan Prince Claus Awards dari pemerintah Kerajaan Belanda (2005). Gundono meninggal dunia pada tahun 2014 akibat komplikasi.

Kontak

Slamet Gundono (1966 – 2014)

Email: slametg@gmail.com

Daftar Untuk Buletin Kami

Tetap update dan dapatkan berita terbaru kami langsung ke inbox Anda