Rahman Sabur

Rahman Sabur lahir di Bandung, 12 September 1957. Masa kecilnya dihabiskan dengan menyaksikan berbagai pertunjukan seni, seperti sandiwara, tari, wayang, reog, hingga film-film Belanda. Saat SMA, ia semakin intens menonton teater dan menulis puisi. Pendidikan formal seni teater didapatnya Jurusan Teater Akademi Seni Tari (ASTI) Bandung. Setelah meraih gelar Sarjana Muda Teater, ia melanjutkan pendidikan tari di kampus yang sama.

Aktivitas teaternya dimulai ketika menjadi aktor Teater Sang Saka yang disutradarai Bambang Budi Asmara. Di samping itu, ia juga bergabung dan bermain dalam produksi Studiklub Teater Bandung arahan Suyatna Anirun. Pada tahun 1982, Rahman mendirikan Teater Payung Hitam. Sejak itu, ia fokus di bidang penyutradaraan. Garapan perdananya adalah “Dag Dig Dug” karya Putu Wijaya (1982). Selanjutnya, ia mulai menyutradarai berbagai lakon dari penulis Indonesia hingga kelas dunia. Karya “Menunggu Godot” (1991) menjadi salah satu garapannya yang banyak dipuji.

Dalam perjalanannya sebagai sutradara, Rahman mulai mencari bentuk pementasan yang tepat. Ia mulai mendekontruksi teks dan mentranformasi bentuk verbal ke dalam komposisi tubuh, lenguhan, erangan, lengking dan desah nafas. Proses kreatifnya itu melahirkan lakon “Kaspar” (1994) dan “Merah Bolong Putih Doblong Hitam” (1997). Rahman bersama Payung Hitam meraih dukungan Hibah Seni Kelola 2001 kategori Pentas Keliling untuk berpentas di Tasikmalaya, Ciamis dan Cirebon.

Ia bersama Teater Payung Hitam sering diundang berpentas dan mengisi lokakarya di sejumlah negara. Selain itu, Rahman juga pernah mengerjakan proyek kerja sama dengan seniman mancanegara, misalnya kolaborasi Teater Tiga Negara Indonesia-Filipina-Jepang di Shibuya, Jepang (1997), pertunjukan di Oerol Festival dan di Terschelling bersama The Lunatics Theatre di Belanda (2005), dan lain-lain. Kini, Rahman menjadi pengajar teater di Institut Seni dan Budaya Indonesia (ISBI) Bandung.