en id

Teater Re-Publik


Teater Re-Publik dibentuk di Bandung pada 15 Februari 1992. Generasi awal kelompok ini ialah Benny Yohanes (Benjon), Gaus F. M., Asep Budiman, Edi Sutardi, dan Soeko Sri Setiati. Pementasan Teater Re-Publik dikenal aneh, rumit, dan tabu. Naskah mereka terdiri atas elemen-elemen mitos, sejarah, filsafat, isu-isu politik dan, comotan frasa-frasa teks yang dibaurkan. Alur ceritanya dapat terus bercabang hingga melahirkan sejumlah versi. Permainan bahasa, perwujudan benda artistik panggung hingga skenario yang tidak lazim membuat penonton merasa ‘asing’ dengan pementasan mereka.

Keanehan dan kerumitan itu merupakan bentuk perlawanan pikiran yang telah dikontrol dan dinormalisasi. Mereka berani mengambil jarak dari selera umum, termasuk penggunaan idiom atau simbol kekerasan dan seksualitas. Benda dan kosakata yang sering muncul dalam pentas mereka, di antaranya dubur, gergaji, paha ayam, vagina, payudara, menstruasi, persetubuhan, anjing herder, celana dalam, BH, ikan asin, tinja, dan sebagainya.

Lakon pertama mereka “Momok Zaman” berdurasi lima setengah jam yang ketika itu ditinggal penontonnya secara perlahan. Proses eksplorasi mereka berikutnya menghasilkan sejumlah pementasan, seperti “Ruh” (1992), “Ibu Mencari Boedi” (1992), “Takoet” (1994), “Dubur” (1997), “Makanhakan” (1999) dan monodrama “Arkeologi Beha” (2003).

Meski telah meraih apresiasi, akhirnya perjalanan kreatif Teater Re-Publik terhenti. Para anggotanya sepakat membubarkan diri untuk mengembangkan kekaryaan individu. Produksi terakhirnya adalah pentas monolog “Black Jack” (2006).

Daftar Untuk Buletin Kami

Tetap update dan dapatkan berita terbaru kami langsung ke inbox Anda