Teater Tetas
Teater Tetas, sebelumnya Teater Egg berdiri pada 30 September 1978 di Jakarta Selatan. Ibarat telur yang baru menetas, perubahan nama ini terjadi pada tahun 1984 ketika kelompok ini berpartisipasi dalam Festival Teater Remaja mementaskan naskah “Biduanita Botak” karya Eugene Ionesco. Mulanya, Teater Egg mewadahi anggota Teater Gombong. Kemudian, mereka aktif mengikuti berbagai festival.
Tahun 1985, mereka ingin mengekspresikan diri di luar mekanisme festival. Semenjak itu, Teater Tetas bekerja sama dengan pusat-pusat kebudayaan asing di Jakarta. Proses kerja sama ini membuat mereka mempraktikkan manajemen produksi yang lebih profesional. Tak hanya itu, mereka juga mengeksplorasi berbagai kemungkinan pemanggungan, sehingga bentuk pertunjukan Teater Tetas terus berkembang.
Teater Tetas mulai tertarik menggarap wayang dan Mahabarata sebagai landasan berkarya sekitar tahun 1986. Menurut mereka, bahan ini dapat dimanfaatkan sebagai media penyampaian persoalan sosial-politik yang efektif. Hal ini pun sejalan dengan tujuan mereka berteater, yakni merangsang sikap kritis masyarakat agar tak mudah dibodohi.
“Geger Indraprasta” karya Ags Arya Dipayana meraih sambutan positif saat dipentaskan di Erasmus Huis dan Taman Ismail Marzuki (TIM). Kesuksesan itu membawa kesempatan berpentas lagi di TIM, mereka membawakan “Wisanggeni (Tentang Suatu Kelahiran)” pada tahun 1987. Lewat karya “Julung Sungsang”, Teater Tetas meraih Hibah Seni Kelola 2006 kategori Pentas Keliling. Pementasan itu mengisahkan tokoh Gatotkaca yang banyak dipuja masyarakat itu diminta membuka topeng oleh sang Ibu, Arimbi. Tak banyak yang tahu, wajah asli kesatria Pringgadani itu berwujud raksasa.
Kontak
Teater Tetas
Kompleks Depdikbud no. 2, Jl. Kebun Anggrek, Cipete Selatan, Jakarta 12410
Email: ags.aryadipayana@gmail.com