en id

Angon Angin


20 April 2017: Dewan Kesenian Malang

27 April 2017: Universitas Negeri Surabaya

Tentang Karya

“Angon Angin” adalah sebuah kiasan atau metafora yang mencoba memaknai penyikapan hidup secara personal untuk memepunyai kemampuan menyiasati hidup dengan berbagai problematikanya (di sini hidup kami umpamakan sebagai angin). ‘Angin’ bisa menjadi badai, bisa menyejukkan dan bisa menjadi masalah apabila tidak dipahami. Sedangkan ‘angon’ punya pengertian mengarahkan, mengatur, memahami.

“Angon Angin” merupakan metafora narasi perjalanan ruang tubuh yang mengembara mengemban hasrat untuk selalu hidup surprise sesuai dan seiring dengan keadaan. Sementara itu, konsep ekonomi dan konsep agama selalu mencoba memperebutkan ruang tubuh untuk mencari tempatnya.

Ini adalah sebuah pernyataan dan kenyataan, bahwa perjalanan ruang tubuh dan tubuh mengembara untuk mencari posisi (moralitas) yang nikmat harus dipertanyakan kembali keberadaannya. Semua itu hampir tercipta dari sebuah luka yang tidak pernah membusuk yang terbawa oleh sebuah perdebatan panjang dan permusuhan permusuhan dari kurun waktu yang sangat lama.

“Angon Angin” adalalah sebuah metafora perjalanan tubuh yang mengembara mengemban tugas untuk melihat, berpikir, menghargai keberadaan ruangan kecil lain yang dengan sengaja atau tidak sengaja selalu ada dalam satu ruangan besar secara bersama saat ini. Karya ini sekaligus sebagai pernyataan bagaimana tiap individu menyikapi hak dan asasinya dengan pikiran dan imaginasi yang sangat personal yang harus sesuai dengan moral hukum.
“Angon Angin” adalah sebuah metafora dari perjalanan tubuh yang mengembara mengemban kerja menyiasati sebuah arak-arakan berjuta manusia dengan keindahan-keindah aneka budaya, teknologi, dan industri yang datang tanpa akhir–atau mungkin juga hanya lewat dan meninggalkan luka.

Sign Up For Our Newsletter

Stay update and get our latest news right into your inbox