Si Tua di Kamar Belakang

Karya ini diilhami oleh keiklasan seorang lelaki tua dalam sebuah keluarga yang menghabiskan sisa hidupnya di kamar belakang. Lelaki tua yang dulunya berjasa dan berperan penting dalam mendidik dan membesarkan anak-anaknya kini harus rela menempati kamar belakang dengan fasilitas seadanya.

Sepenggal kenyataan yang mudah ditemukan di tengah masyarakat dan nyaris dianggap hal biasa. Secara visual tarian ini tidak memperhatikan keadaan fisik si tua yang renta tetapi berimajinasi akan kekuatan, keinginan, ketertekanan, dan kesabaran si tua menghadapi problematika kehidupan. Semua muncul melalui ungkapan bahasa tubuh atau gerakan yang diharapkan dapat menyatakan kekuatan-kekuatan di balik fisiknya yang sudah tidak berdaya.