en id

Aloysius Suwardi


Aloysius Suwardi atau AL (dilafalkan A-el), lahir di Sukoharjo, Surakarta, 21 Juni 1951. Sejak kecil AL sudah mengenal seni gamelan dan gemar menyaksikan pertunjukan teater wayang kulit semalam suntuk sampai ke pelosok-pelosok desa yang jauh. AL mulai mendalami seni karawitan Jawa dan Bali di Konservatori Karawitan Surakarta tahun 1969, selanjutnya ia melanjutkan pendidikan ke Akademi Seni Karawitan Indonesia – ASKI (sekarang Institut Seni Indonesia) Surakarta. Berkat dukungan beasiswa dari Ford Foundation dan Asian Cultural Council pada tahun 1997, AL meneruskan pendidikan magister etnomusikologi dari Westleyan University, Amerika Serikat. Kemudian, ia meraih gelar doktor etnomusikologi di Monash University, Australia dengan dukungan dari Monash Silver Jubilee Postgraduate Scholarship.

Semasa kuliah, AL berkesempatan belajar dengan sejumlah guru yang mempengaruhi proses kreatifnya. Salah satunya dengan Sardono W. Kusumo yang pernah mengajaknya terlibat dalam pementasan keliling seni kontemporer hingga ke Paris. Pengalamannya ini membuka pandangan baru AL tentang penciptaan karya seni kontemporer berbasis tradisi.

Selain komponis dan pengrawit, AL juga seorang analis bunyi insrumen musik dan penala (tunerist) gamelan yang handal. Kepiawaiannya ini memungkinkan AL menemukan keindahan bunyi yang berbeda. Contohnya dalam karya “Gender dan Sebuah Proses” (1984), AL menunjukkan perbedaan karakter dan paduan bunyi menggunakan ricikan 8 gender, 3 slenthem, rebab, kecapi, saluang, dan vokal perempuan. Secara alami keenam alat musik itu bersuara lembut dan sareh. Ia mengembangkan karakter sareh dan lembut itu ke dalam berbagai kemungkinan.

AL sering tampil dalam berbagai festival, baik dalam dan luar negeri, salah satunya Europalia Festival 2017 di Brussels and London membawakan karya “Planet Harmonik”. Selain itu, ia juga aktif berkolaborasi dengan komponis, di antaranya komponis asal Jepang, Toshi Tsuchitori dan Yuji Takehashi. Ia pernah menjadi pengajar tamu di Oberlin College, Michigan University, Wisconsin University of Madison, Amerika Serikat, serta Monash University Australia. AL adalah guru besar ISI Surakarta. Atas dedikasinya di pengembangan gamelan, AL meraih penghargaan International Gamelan Festival (IGF) 2018 sebagai inovator gamelan, komposer inovatif, pande, penglaras, dan peniti gamelan.

Sign Up For Our Newsletter

Stay update and get our latest news right into your inbox