Dindon W. S.
Wahyudin Sukarja atau yang dikenal dengan nama Dindon W. S. lahir di Jakarta, 10 Agustus 1960. Sukarja, ayahnya adalah seorang penikmat kesenian yang sering mengajak Dindon menyaksikan berbagai jenis pertunjukan seni. Setiap libur sekolah, Dindon kerap menonton pementasan topeng banjet di kampung halaman ayahnya, Sumedang. Ia masuk sanggar tari ketika berusia lima tahun. Selepas SMA, Dindon belajar filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara namun tidak selesai lantaran aktif berteater.
Dindon pernah belajar dan bergabung dengan sejumlah kelompok teater, seperti Teater SAE, Teater Populer, Teater Kecil, Teater Adinda, dan sebagainya. Selanjutnya, ia berupaya mengajak teman-teman di lingkungan tempat tinggalnya untuk membuat pertunjukan. Semuanya berawal dari keprihatinannya melihat teman sepergaulannya lebih sering mabuk-mabukan. Dindon bersama teman-temannya itu menampilkan pementasan yang penuh improvisasi pada perayaan 17 Agustus 1982. Inilah awal mula terbentuknya Teater Kubur setahun kemudian.
Awalnya Teater Kubur membawakan karya orang lain. Kemudian, Dindon mulai menulis naskah dan menyutradarai produksi Teater Kubur. Dalam proses latihan, Dindon sering memberikan ruang conditioning untuk menggali kemungkinan ide-ide baru. Hal ini mendorong para aktor menjadi lebih peka dan menjadikan panggung sebagai arena bermain. Sebagai sutradara, Dindon mengandalkan improvisasi karena ia hampir tak memiliki model yang tetap.
Karya-karyanya bersama Teater Kubur banyak mengangkat tema lingkungan dan kemanusiaan. Naskah perdananya adalah “Sirkus Anjing” (1987). Karya ini diperbaharui pada tahun 2004 untuk dipentaskan dalam Festival Art Summit di Jakarta. Setelah “Sirkus Anjing”, ia melahirkan banyak karya lain, seperti “Tombol 13” (1993), “Sandiwara Doll” (1998), “Danga-Dongo” (2000), “Jas Dalam Toilet” (2004), “On/Off” (2008), “Rumah Bolong” (2010), dan lain-lain.
Baginya teater adalah hidup. Ia konsisten berkarya bersama Teater Kubur hingga berpentas di dalam maupun luar negeri. Dindon sering diundang memberikan pelatihan, workshop, dan seminar yang berkaitan dengan seni teater. Dindon menjadi salah satu maestro seni teater dalam program Belajar Bersama Maestro yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.