Djamal Dilaga
Djamaluddin yang kemudian dikenal dengan nama Djamal Dilaga lahir di Makassar, 7 Agustus 1971. Djamal belajar teater secara otodidak dengan menonton pertunjukan, membaca berbagai buku, mengikuti lokakarya, dan diskusi. Kemudian ia mulai bermain teater di sejumlah pertunjukan tari dan teater. Ia juga terlibat dalam pentas keliling bersama Rombongan Sandiwara Petta Puang dengan sutradara Bahar Merdhu. Bahkan, ia sempat menjadi penari selama kurang lebih tiga tahun.
Kiprahnya sebagai aktor mulai menunjukan hasil saat ia menerima penghargaan sebagai Pemeran Pembantu Pria Terbaik Festival Teater Nasional di Bandung 1996 saat memperkuat kontingen Sulawesi Selatan. Tak hanya aktor, Djamal juga menjajal ragam pekerjaan lain di bidang teater, seperti sutradara, manajer panggung, dan penata artistik. Sebagai penata artistik, ia juga sempat meraih penghargaan dalam pagelaran dan Seminar Nasional Sultan Alauddin 1996.
Karya-karya yang disutradarai Djamal bisa dikatakan sebagai drama realis. Tak jarang ia menerapkan gaya teater konvensional, meskipun ia juga menggarap karya-karya eksperimental dan absurd. Tema-tema garapannya berkutat pada permasalahan sosial. Pengalaman pertamanya sebagai sutradara adalah pementasan monolog “Dar Der Dor” karya Putu Wijaya, digelar pada Temu Teater Sulawesi Selatan 1999. Pertunjukan yang diiringi musik bernuansa lokal itu terpilih sebagai Penyaji Terbaik. Selanjutnya, ia beberapa kali menjadi sutradara sekaligus aktor dalam sejumlah karya, di antaranya “Two Man Play Kereta Kencana” (2003), “Mega-Mega” (2005), dan monolog “Masa Kecil dan Bintang Kejora” (2007-2008).
Djamal aktif menjadi sutradara produksi Sanggar Merah Putih, salah satunya dalam pementasan “Dokter Gadungan” yang disadur dari karya Molière. Ia memasukkan warna khas Sulawesi Selatan ke dalam karyanya itu, mulai dari tata artistik hingga dialek para aktornya. Pementasan itu digelar pada Festival Teater Sulawesi Selatan (2000).
Berkat pengalamanya, Djamal kerap diundang menjadi pelatih, pemandu lokakarya, hingga fasilitator atau narasumber. Ia menerima penghargaan di bidang teater Celebes Award 2007 dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Kini, Djamal turut serta dalam pengelolaan Gedung Kesenian Societeit de Harmonie Provinsi Sulawesi Selatan bidang artistik dan manajemen panggung.
Pencapaian
1999
Penyaji Terbaik Temu Teater Sulawesi Selatan dengan monolog Dar Der Dor karya Putu Wijaya
1996
Pemeran Pembantu Pria Terbaik Festival Teater Nasional di Bandung
Penghargaan untuk penataan artistik dalam pagelaran dan Seminar Nasional Sultan Alauddin
Afiliasi
Pengelola bidang artistik dan manajemen panggung di Gedung Kesenian Societeit de Harmonie Provinsi Sulawesi Selatan