en id

Gardika Gigih Pradipta


Gardika Gigih Pradipta lahir di Sragen, Jawa Tengah, 5 Agustus 1990. Saat berusia 9 tahun, orang tua Gigih mendaftarkannnya kursus privat bermain keyboard. Setelah lima tahun kursus, Gigih mulai menyukai musik karena sang guru mulai mengajarkan ilmu harmoni dasar dan cara membuat melodi sederhana. Selepas SMA, Gigih pun melanjutkan pendidikan di Jurusan Musik, minat studi utama Komposisi Musik di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.

Di ISI Yogyakarta, Gigih belajar komposisi musik dengan Memet Chairul Slamet, Joko Lemaz, Haris Natanael, Budhi Ngurah, Royke B. Koapaha, dan Hadi Susanto. Selain itu, Gigih menekuni instrumen piano di bawah bimbingan Ike Kusumawati, Rianti Pasaribu, dan Agus Wahyudi. Semasa kuliah, Gigih aktif menjadi pengurus 6.5 Composers Collective, komunitas komponis muda di ISI Yogyakarta. Ia juga pernah bergabung dengan komunitas musik seni baru, Art Music Today (AMT), hingga berkolaborasi dengan sejumlah seniman.

Karya musik orkestra masih mendominasi karya Gigih. Meski demikian, ia juga meramu karya-karya komposisi tunggal melalui instrumen pianika dan piano. Dalam proses kreatifnya, Gigih gemar ‘bermain-main’ dengan bebunyian. Contohnya, karya komposisi musik orkestra “Train Music” – The Journey of Indonesian Railways, Gigih mencermati setiap suara kereta, menirukan ritmenya, serta hiruk-pikuk atmosfer stasiun. Karya yang terdiri atas 8 komposisi musik ini mendapatkan dukungan Hibah Seni Kelola kategori Karya Inovatif pada tahun 2012.

Gigih telah tampil di berbagai festival tingkat nasional dan internasional. Sejak tahun 2011, Gigih aktif sebagai anggota Forum Musik Tembi (FOMBI) di Tembi Rumah Budaya Yogyakarta. Ia terlibat dalam penyelenggaraan Festival Musik Tembi hingga menjadi peneliti musik khususnya Musik Tradisi Indonesia dan penulis berita budaya di www.tembi.net.

Pencapaian

2019

Penerima Beasiswa Japan Foundation Asia Center for Research: Asia Tenggara – Japan Sounscape

2017

“Nyala” sebagai Best Album of The Year menurut Jakarta Post

2016

Penerima penghargaan National Telkomsel Award for “Ringtone Project 2015”

2012

Penerima Hibah Seni dari Yayasan Kelola untuk kategori Karya Inovatif: “Train Music”

Afiliasi

2018

NOTES-Composing Resonance. Diprakarsai oleh Japan Foundation, berkolaborasi dengan Mizuki Aita, Welly Hendratmoko, Arief Winanda, Nobuhiro Kaneko, Yasuno Miyauchi, dan Sei Kigawa

2017

“Phase”-Duo improvisasi dengan Tomy Herseta (noise atau elektronik) dan Gardika Gigih (piano)

2015

“Kawara no Ongaku” di Awajishima Jepang bersama Makoto Nomura, Kumiko Yabu, Welly Hendratmoko, dan Shind Sakuma

2014

“We Like Rain”-Kolaborasi dengan duo Banda Neira, Layur, dan String Trio Jeremiah Kimosabe, Sutasuma Pangekshi, dan Alfian Emir Aditya

2013

“Berapa Banyak Ikan yang Memiliki Nuklir Ya?”-Beasiswa API yang diprakarsai oleh
Makoto Nomura

2011

“Pak Dharma Bertemu Teman Lama” – Duo Pianika dengan Makoto Nomura

2010

“Sparkling”-Proyek musik elektronik Australia-Indonesia. Diprakarsai oleh Tristan Coleman

Kontak

Website

Sign Up For Our Newsletter

Stay update and get our latest news right into your inbox