Jefri Andi Usman

Jefri Andi Usman lahir di Padang, 15 Mei 1972. Ia mengenal dunia tari sejak usianya enam tahun. Bahkan, Jefri mengikuti kegiatan ekstrakurikuler menari di sekolahnya dan sering menjadi juara di festival tari antar sekolah. Ketika musik dan tarian populer seperti disko, breakdance dan hip hop tengah menjadi tren, Jefri bergabung dengan grup tari “modern” Nolan Miller. Di sisi lain, ia juga mendalami silat tradisi Minangkabau. Demi mengembangkan bakat tarinya, Jefri pun mengambil jurusan tari Institut Kesenian Jakarta (IKJ) pada tahun 1993.

Semasa kuliah, Jefri sempat bergabung dengan Gumarang Sakti Dance Company pimpinan Gusmiati Suid. Bersama Gumarang Sakti, Jefri memperoleh kesempatan menjadi penari dalam produksi lintas budaya Ong Keng Sen, sutaradara asal Singapura berjudul “Lear”. Selanjutnya, Jefri pun mendapatkan beasiswa dari Japan Foundation Asian Center untuk residensi di Jepang selama enam bulan. Ia juga pernah belajar tari bersama Pina Bausch dan Urs Dietrich di Jerman pada tahun 2001.

Karya-karyanya terinspirasi dari kejadian di sekitarnya terkait persoalan lingkungan, sosial, politik, dan budaya. Ia memegang teguh filosofi nan ampek (empat hal); mendaki, mendatar, menurun, melereng, yang berarti kita harus berhubungan baik dengan orang di bawah kita, yang sejajar dengan kita, di atas kita dan yang berdampingan dengan kita. Oleh sebab itu, menurut Jefri, seniman harus peka melihat fenomena dan menampilkan nilai positif pada karya-karyanya.

Jefri pernah meraih Hibah Seni Kelola kategori Karya Inovatif untuk karya “Nafas” (2003). Ia sudah melawat ke berbagai negara dan berkolaborasi dengan sejumlah penata tari, antara lain Henrietta Horn (Jerman), Juan Cruz Diaz de Garanoia (Spanyol), Peter Chin (Kanada), Kota Yamazaki, Yukio Waguri (Jepang), Ian Pierson (Inggris), Jamie Guan (Amerika), Boi G Sakti, Deddy Lutan, dan sebagainya. Jefri turut terlibat dalam penyelenggaraan festival tahunan Minangkabau Culture and Art Festival (MCAF) di Jakarta.