KSST Noktah

KSST (Kelompok Studi Sastra dan Teater) Noktah berdiri pada tahun 1993 di Padang, Sumatera Barat. Inisiatornya adalah  Syuhendri, Lilik Zurmailis, dan Yusrizal K. W. yang merupakan para seniman yang kerap berjumpa dalam kegiatan seni di Taman Budaya Sumatera Barat. Nama ‘Noktah’ mengacu sebagai titik yang dapat menciptakan garis, kemudian garis ini mencapai suatu bentuk tertentu. Sebagai kelompok independen, KSST Noktah berharap dapat memberi warna pada iklim kesenian Indonesia, dengan motto: Menyelami sastra dan teater dengan sederhana dan penuh keakraban.

Pada awal pembentukannya, anggota KSST Noktah berasal dari beragam latar belakang, yaitu pelajar, mahasiswa, kernet mobil, agen bus di terminal, dan ibu rumah tangga. Demi mempererat rasa kebersamaan, mereka tak hanya latihan bersama, tapi juga memasak dan makan bersama. Sistem keanggotaan yang tidak mengikat, membuat para anggota KSST Noktah juga dapat beraktivitas di dalam kelompok lain.

Tahun 1994, KSST Noktah mementaskan karya perdana mereka, yakni “Interogasi” yang diangkat dari naskah lakon realis karya Arifin C Noer. Karya yang dipentaskan selama tiga hari berturut-turut ini menjadi peresmian berdirinya KSST Noktah. Kemudian, karya “Negeri yang Terkubur” meraih Hibah Seni Kelola 2003 kategori Pentas Keliling. Berkat dukungan ini, mereka dapat berpentas ke Padang, Padang Panjang, Bengkulu, Medan, Pekanbaru. Selanjutnya, “Perempuan Itu Bernama Sabai” garapan Syuhendri juga meraih Hibah Seni Kelola 2005 kategori Karya Inovatif.

KSST Noktah aktif mementaskan karyanya di berbagai perhelatan lokal dan nasional. Tak hanya itu, mereka juga menyelenggarakan kegiatan seni, di antaranya menjadi pelaksana Minangkabau Arts Festival di tiga kota di Sumatera Barat (Padang, Payakumbuh, Sawahlunto) pada tahun 2013. Festival yang menghadirkan pertunjukan seni modern berbasis seni tradisi lisan Minangkabau ini merupakan salah satu program Rumah Budaya Nusantara (RBN) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.