Lalu Suryadi Mulawarman
Lalu Suryadi Mulawarman atau yang akrab dipanggil Surya lahir di Mataram 20 Mei 1970 dari keluarga bangsawan Sasak. Mulanya, Surya menggeluti seni tari karena mengantarkan temannya ke sebuah sanggar tari di Mataram. Tak lama pelatih mengajaknya latihan menari hingga menguasai Peresean dan Tari Rudat. Ia pun mewakili NTB dalam festival tari kreasi tingkat nasional di Jakarta. Berkat ketekunannya, pada tahun 1989 Surya meraih beasiswa dari Bulog dan rekomendasi dari Gubernur Nusa Tenggara Barat H. Warsito untuk kuliah di Institut Kesenian Jakarta (IKJ).
Karya-karyanya banyak mengambil inspirasi dari budaya Sasak. Surya mengaku tidak mengedepankan inovasi dalam karyanya. Dalam penciptaan karya, Surya lebih dulu mengolah gagasan sebelum merepresentasikannya secara visual. Baginya, gagasan dan visual sama pentingnya, sehingga perlu direncanakan dengan matang sejak awal.
Surya telah tampil dalam berbagai perhelatan baik di dalam maupun luar negeri. Sebagai penari, ia juga pernah terlibat dalam karya-karya koreografer ternama seperti, Sardono W. Kusumo, Deddy Luthan (alm),Tom Ibnur, Wiwik Sipala, Yulianti Parani, Boi G. Sakti dll. Sejak muda, Surya telah meraih banyak prestasi, salah satunya menjadi penata tari terbaik dalam Festival Penata Tari Muda Indonesia 1994. Pada tahun 2003, Surya menerima Hibah Seni Kelola kategori Karya Inovatif untuk menampilkan karya ‘Bakutiko’, ‘Dongeng Kini 2’, ‘Ajatukrama’, dan ‘Kisah yang Terkubur’. Saat ini, Surya menjabat sebagai Kepala Seksi Kesenian Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Barat.