Martinus Miroto
Martinus Miroto yang lahir 28 Februari 1959 di desa Turusan, Gamping, Sleman, Yogyakarta sudah akrab dengan kesenian sejak kecil. Saat berusia 6 tahun, ia mulai belajar tari rakyat dan tari klasik Yogyakarta. Selepas SMP, Miroto meneruskan pendidikannya ke Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI). Di sela-sela waktu sekolah, ia juga belajar menari di Keraton Yogyakarta dan menjadi penari Pusat Latihan Tari Bagong Kussudiardja. Miroto sempat melanjutkan studi di IKJ (Institut Kesenian Jakarta) selama 1 tahun, lalu kembali ke daerah asalnya untuk kuliah jurusan tari di ISI (Institut Seni Indonesia) Yogyakarta. Pada tahun 1992, ia melanjutkan pendidikan master di UCLA (University of California, Los Angeles).
Ketertarikannya dalam menata tari bermula saat ia masih aktif di Pusat Latihan Tari Bagong Kussudiardja. Bahkan, saat itu ia sudah membuat garapan koreografi perdana bertajuk pertamanya “Dora-Sembada” (1979). Semasa kuliah, Miroto pun mendapatkan kesempatan belajar langsung dengan koreografer ternama, seperti Sardono W. Kusumo dan Ben Suharto. Ketika kuliah di UCLA, Miroto bertemu Peter Sellars seorang sutradara teater/opera kenamaan yang mengundangnya tampil sebagai penari dalam “The Persians” (1993). Ia juga aktif mengikuti berbagai lokakarya, salah satunya pada tahun 1987 belajar tari ke Jerman pada Volkswangschool selama setahun di mana ia bertemu dengan Pina Bausch.
Meski berangkat dari tradisi Jawa, Miroto terus mengeksplorasi kemungkinan baru dan gerak tarian yang variatif. Miroto mengingat saran Sardono W. Kusumo, dosennya di IKJ agar tidak meniru orang lain saat berkarya. Tak hanya eksplorasi tubuh, ia juga merefleksi diri dan pengalaman hidup. Bagi Miroto, menata tari berfungsi sebagai terapi diri untuk menilik masalah, mencari jawab, serta menyembuhkan luka hidup. Selain itu, menata tari menjadikan dirinya lebih berarti karena sudah berbuat sesuatu bagi masyarakat dan berpartisipasi dalam pengembangan kesenian.
Miroto telah tampil dan memberi workshop di Amerika Serikat, Belanda, Malaysia, Korea Selatan, Taiwan, Australia, Jepang, dan Zimbabwe. Miroto pernah menerima penghargaan tampil di festival tari internasional antara lain: American Dance Festival, Arts Summit Indonesia, Indonesian Dance Festival.
Tahun 1986 ia pernah mendirikan Miroto Dance Company. Demi mendukung proses kreatifnya, Miroto pun membangun Studio Tari Banjarmili di tepi sungai Bedog pada tahun 2001 dan menyelenggarakan Bedog Arts Festival sejak tahun 2007.