en id

Satu Merah Panggung


Satu Merah Panggung didirikan Ratna Sarumpaet pada 1974. Kehadirannya menambah daftar kelompok teater pimpinan seorang perempuan di Indonesia. Kaum laki-laki masih mendominasi dunia teater kala itu. Kelompok ini sering disebut teater khas perempuan karena sering mengusung problematika gender dalam garapannya.

Pada awal pendiriannya, Satu Merah Panggung fokus memproduksi karya-karya Barat seperti Hamlet, Romeo dan Juliet, Othello, dan Antigone. Ratna beralasan, ia masih belajar dari guru-guru dunia dengan memproduksi karya mereka. Pementasan “Antigone” karya Jean Anouilh mulai menarik perhatian khalayak pada Ratna sebagai sutradara dan Satu Merah Panggung, sehingga keberadaannya mulai diperhitungkan.

Seiring berjalannya waktu, pementasan Satu Merah Panggung bergerak ke tema kemanusiaan dan pluralisme. Tahun 1994, Satu Merah Panggung mementaskan drama “Marsinah: Nyanyian Dari Bawah Tanah” yang ditulis dan disutradarai oleh Ratna. Pementasan ini merespon kasus pembunuhan buruh bernama Marsinah di hutan jati di Madiun. Karya ini dipentaskan di Jakarta, Solo dan Bandung. Naskahnya sudah diterbitkan dalam bentuk buku oleh Bentang Budaya.

Tak hanya aktif di panggung teater, Satu Merah Panggung melakukan aksi kepedulian sosial dengan mendirikan Ratna Sarumpaet Crisis Center. Pusat penanggulangan krisis ini melakukan berbagai kegiatan dari memberi bantuan obat-obatan dan pakaian di daerah konflik Aceh, menangani kasus lingkungan dan pelanggaran hak asasi manusia di Porsea, Sumatera Utara serta berbagai kegiatan sosial lainnya.

Kontak

Satu Merah Panggung

Email: smpteater@yahoo.com

Sign Up For Our Newsletter

Stay update and get our latest news right into your inbox