Syuhendri
Syuhendri lahir pada 10 Mei 1968 di Balingka, Kabupaten Agam. Sejak kecil, ia sudah tertarik pada randai dan silat karena sering mendengar cerita dari sang ibu dan menonton acara pascapanen. Kemudian, ia mulai terlibat sebagai pemain sandiwara sekolah saat SD, bahkan sering tampil mewakili sekolahnya di Pekan Olahraga dan Seni (PORSENI) tingkat Provinsi Sumatera Barat. Syuhendri mengenyam pendidikan Seni Drama, Tari, dan Musik di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Padang―sekarang Universitas Negeri Padang (UNP). Kemudian, ia melanjutkan pendidikan Pascasarjana Penciptaan Seni, Minat Utama Teater di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.
Saat kuliah, bakatnya di bidang seni drama sangat menonjol. Ia mendapatkan kesempatan menjadi pemain Teater Kampus Selatan IKIP Padang hingga mengikuti festival. Di sisi akademis, perolehan nilainya pada mata kuliah Drama juga sangat memuaskan. Syuhendri semakin akrab dengan kesenian ketika ia bergabung menjadi anggota Teater Padang pimpinan Hardian Radjab, kemudian bekerja sebagai staf di Taman Budaya Sumatera Barat. Tahun 1993, ia bersama Lilik Zurmailis dan Yusrizal KW mendirikan Kelompok Studi Sastra dan Teater (KSST) Noktah.
Setelah KSST Noktah terbentuk, Syuhendri mulai mengambil peran sebagai sutradara. Proses kreatifnya dimulai dengan menggarap naskah-naskah Arifin C. Noer. Dalam hal penyutradaraan, ia berorientasi pada transformasi teks menjadi peristiwa panggung yang dapat dinikmati penonton. Oleh sebab itu, gagasan artistiknya cenderung minimalis. Syuhendri mementingkan studi atas naskah drama yang ia garap. Selanjutnya, ia juga menulis naskahnya sendiri dengan mengusung budaya Minangkabau.
“Negeri Yang Terkubur” menjadi proyek awalnya bersama KSST Noktah dan meraih Hibah Seni Kelola 2003 kategori Pentas Keliling. Kemudian, ia menulis naskah dan menyutradarai pementasan “Perempuan Itu Bersama Sabai” pada tahun 2005. Karya ini meraih Hibah Seni Kelola 2005 kategori Karya Inovatif. Kedua karya tersebut adalah bagian dari tetralogi naskah yang ditulisnya bersama Zurmailis, istrinya.
Syuhendri pernah menjabat sebagai anggota Komite Teater Dewan Kesenian Sumatera Barat periode 2001-2004. Saat ini, ia aktif sebagai pemimpin KSST Noktah dan bekerja sebagai Komite Teater Taman Budaya Sumatera Barat.