Teater Kami
Teater Kami didirikan oleh Harris Priadie Bah di Jakarta, 21 Juli 1989. Sejak awal terbentuk, Teater Kami berkiprah di luar mekanisme festival. Mereka mengusung gaya realis dalam karya-karyanya, namun berbentuk imajinatif. Teater Kami banyak memainkan naskah-naskah yang ditulis pada masa lampau. Tak hanya sekadar mereproduksi, mereka membuat tafsir baru pada setiap naskah yang dimainkan dan menyesuaikannya pada kondisi sosial, politik, dan ekonomi terkini.
Dari sisi pemeranan, Teater Kami melakukan proses penjelajahan tubuh sendiri untuk mencari, mengenali dan menemukan manusia sebagai esensi dari teater. Melalui eksplorasi tubuh inilah, mereka mentransformasi teks dramatik ke dalam makna yang baru. Kelompok ini cukup terbuka dalam memilih tema pementasannya, mulai dari permasalahan sosial, ekonomi, budaya atau hak asasi. Bagi Harris, semua isu perlu diangkat ke dalam pementasan karena ini menjadi tugas manusia sebagai makhluk sosial.
Salah satu karya mereka “Jodar” mengangkat persoalan yang jamak terjadi di dalam keluarga masa kini. Harris selaku sutradara dan penulis teks dramatik menyoroti anak menelantarkan orang tuanya yang sudah renta. Lakon yang dipentaskan di Jakarta dan Bali ini seolah mengajak publik merenungi nilai kekeluargaan yang perlahan hilang karena modernisasi. Tampil dengan tata panggung yang sederhana, lakon ini menonjolkan kedalaman acting para aktor dan kekuatan naskah.
Hingga saat ini, Teater Kami terbilang produktif berkarya dan berpentas ruang kesenian. Proses kreatif mereka didukung oleh sejumlah lembaga kebudayaan.
Kontak
Teater Kami
Jalan Joe, Gang Haji Lahab No.20, Lenteng Agung, Jakarta Selatan
Email: keteatrokami@yahoo.com
Website: kelompokteaterkami.blogspot.com