en id

Tya Setiawati


Tya Setiawati lahir di Ciamis, Jawa Barat, 29 Juni 1978. Bakat seninya sudah mulai terlihat sejak TK sebab saat itu Tya sudah ikut lomba baca puisi. Ketika SMP, Tya sering telibat dalam drama sekolah dan mengenalkannya pada seniman Godi Suarna. Kemudian, ia bergabung dengan Sanggar Seni Godi Suarna dan mengikuti berbagai garapan teater. Minatnya pada teater perlahan tumbuh. Tya melanjutkan pendidikan teater secara formal di Institut Seni dan Budaya Indonesia (ISBI) Bandung. Namun, ia menyelesaikan pendidikannya di Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang.

Selain Godi Suarna, Tya pernah belajar teater kepada Adri Sagara, pembina Sanggar Sekolah yang juga alumni ISBI Bandung. Semasa kuliah, Tya berkenalan dan berproses dengan sejumlah seniman teater, seperti Benny Yohanes (Teater Re-Publik), Yani Mae, dan Enrico Alamo yang kini menjadi suaminya. Tahun 1999, Tya pindah ke Padang Panjang karena Enrico diterima bekerja di ISI Padang Panjang. Di kota itu pula, mereka mendirikan Teater Sakata sebagai kelompok pembelajaran teater pada tahun 2000.

Teater Sakata menjadi wadah kreativitas Tya, baik sebagai aktor, penulis naskah maupun sutradara. Bersama kelompok ini, ia telah melahirkan sejumlah karya penyutradaraan. Sebagian besar karyanya mengangkat isu perempuan dengan gaya kontemporer. Pentas perdananya adalah “Babibabu” yang disadur dari “Pelayan-Pelayan” karya Jean Genet. Karyanya itu terbilang sukses menarik perhatian penggiat teater di Padang Panjang.

Karyanya yang lain “Dekonstruksi Perawan” berhasil meraih Hibah Seni Kelola 2006 kategori Karya Inovatif. Berangkat dari teater tradisi Minangkabau Bakaba, Tya berupaya untuk mengangkat wacana ‘diskriminasi gender’ dan pengaruhnya bagi kehidupan perempuan secara umum. Tak hanya tema perempuan, seluruh tim kerja pementasan ini adalah perempuan, mulai dari sutradara, aktor, sampai penata cahaya. Konsep ini adalah bagian dari inovasi yang ditawarkan sebagai peraih hibah.

Tahun 2007, Tya menerima hibah program Empowering Women Artists (EWA) Kelola. Berkat dukungan ini, ia menghasilkan karya “Ketika Sel dan Tulang Bekerja” (2007), “Tsunami-Tsunami” (2008), dan “Ibunda” (2009). Di samping itu, karya “Bunga Comberan” juga meraih Hibah Teater untuk Pemberdayaan Theatre for Development and Education (Hibah TDE).

Afiliasi

Pendiri Teater Sakata

Anggota Sanggar Seni Godi Suarna

Sign Up For Our Newsletter

Stay update and get our latest news right into your inbox