en id

Yudi Ahmad Tajudin


Yudi Ahmad Tajudin lahir dan besar di Tanjung Priok, Jakarta. Saat kelas 3 SMP, ia pindah ke Yogyakarta dan mulai mengenal teater. Berkat kakaknya yang juga aktor, ia dapat terlibat dalam proses latihan dan diskusi teater. Selanjutnya, ia bergabung dengan Teater Jiwa dan Teater Titian. Semasa kuliah di Universitas Gadjah Mada, ia mendirikan Teater Garasi bersama Kusworo Bayu Aji dan Puthut Yulianto. Nama Garasi berasal dari tempat latihan mereka di salah satu sudut kampus.

Teater Garasi menjadi ruang yang dimanfaatkan Yudi untuk mempraktikkan teater dan mendalami ragam gagasan serta gaya teater dalam proses penciptaan karya. Kredo teaternya (pada fase 1993-2000) adalah, ‘teater dramatik, teater subversif’. Yudi beranggapan teater dapat menawarkan alternatif tafsir atas tema dan ekspresi agar  bisa tetap dramatik. Ketika terlepas dari kampus pada tahun 1999, Yudi membentuk Teater Garasi sebagai kelompok independen sekaligus laboratorium teater.

Trilogi “Waktu Batu” adalah salah satu proyek teater garapan Yudi pada periode awal Teater Garasi sebagai laboratorium teater. “Waktu Batu” merupakan hasil investigasi atas problem identitas dan situasi transisi yang terjadi di masyarakat Indonesia setelah perubahan kekuasaan 1998. Pengerjaan proyek ini berlangsung selama lima tahun, mulai dari penjelajahan tema, percobaan bentuk hingga melahirkan tiga seri pertunjukan. Salah satu seri, “Waktu Baru #3” meraih Hibah Seni Kelola 2004 kategori Karya Inovatif.

Berkutnya, Yudi bersama Teater Garasi melakukan riset baru mengenai kondisi sosial Indonesia atas situasi jalan di kota-kota besar Indonesia dan menghasilkan pementasan teater tari dan teater imaji berjudul “Je.ja.l.an”. Karya ini meraih Hibah Cipta tahun 2007, program kerja sama Yayasan Kelola dan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ). Teater Garasi telah mementaskan “Je.ja.l.an” di Yogyakarta dan Jakarta (2008); Shizuoka, Jepang (2010); dan Adelaide, Australia (2015).

Yudi aktif terlibat dalam proyek lintas disiplin dengan seniman pertunjukan dan perupa ternama, seperti opera kontemporer, teater-tari, performance art dan interpretasi atas seni pertunjukan tradisional. Atas kiprahnya di bidang seni, ia menerima Anugerah Seni dari Menteri Kebudayaan Indonesia tahun 2014. Kini, Yudi menjabat posisi Direktur Teater Garasi.

Pencapaian

2014

Anugerah Seni dari Menteri Kebudayaan Indonesia

2011

Asian Cultural Council (ACC) fellow untuk studi teater kontemporer di New York

2006

Sutradara Terpilih Tahun versi majalah Tempo

Sign Up For Our Newsletter

Stay update and get our latest news right into your inbox