Dedek Wahyudi
Antonius Wahyudi Sutrisna atau yang akrab disapa Dedek adalah komponis kelahiran Klaten tahun 1960. Lingkungan keluarga kakeknya yang mayoritas dalang, sinden, dan niyaga membuat Dedek akrab dengan gamelan sejak kecil. Bahkan, Dedek mampu menghafal gending karawitan dengan cepat hingga didaulat menjadi pemain kendang yang mengiringi pementasan Ki Suwandi, dalang terkenal dari Purworejo. Demi memantapkan keterampilannya, Dedek meneruskan pendidikan di Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI) Surakarta. Lalu, ia mengambil Jurusan Karawitan di Akademi Seni Karawitan Indonesia (sekarang Institut Seni Indonesia) Surakarta.
Dedek kerap diundang ke berbagai pementasan musik tradisional dan kontemporer, di dalam maupun luar negeri. Ia juga banyak berkolaborasi dengan musisi lintas budaya, salah satunya saat mengikuti program Asia Pasific Performing Exchange di Los Angeles, Amerika Serikat (2006). Berkat kepiawaiannya, ia banyak meraih penghargaan sebagai komposer terbaik hingga menerima penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) atas perannya sebagai Penata Musik Gamelan Coro Balen selama 36 jam, 36 menit, dan 36 detik dalam HUT TMII ke 36 (2011). Pada tahun 2000, ia mendirikan Dedek Gamelan Orchestra (DGO) yang aktif menggarap karya untuk konser musik, serta mengiringi tari, teater, film, sinetron, maupun wayang.
Dedek Wahyudi
Antonius Wahyudi Sutrisna atau yang akrab disapa Dedek adalah komponis kelahiran Klaten tahun 1960. Lingkungan keluarga kakeknya yang mayoritas dalang, sinden, dan niyaga membuat Dedek akrab dengan gamelan sejak kecil. Bahkan, Dedek mampu menghafal gending karawitan dengan cepat hingga didaulat menjadi pemain kendang yang mengiringi pementasan Ki Suwandi, dalang terkenal dari Purworejo. Demi memantapkan keterampilannya, Dedek meneruskan pendidikan di Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI) Surakarta. Lalu, ia mengambil Jurusan Karawitan di Akademi Seni Karawitan Indonesia (sekarang Institut Seni Indonesia) Surakarta.
Dedek kerap diundang ke berbagai pementasan musik tradisional dan kontemporer, di dalam maupun luar negeri. Ia juga banyak berkolaborasi dengan musisi lintas budaya, salah satunya saat mengikuti program Asia Pasific Performing Exchange di Los Angeles, Amerika Serikat (2006). Berkat kepiawaiannya, ia banyak meraih penghargaan sebagai komposer terbaik hingga menerima penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) atas perannya sebagai Penata Musik Gamelan Coro Balen selama 36 jam, 36 menit, dan 36 detik dalam HUT TMII ke 36 (2011). Pada tahun 2000, ia mendirikan Dedek Gamelan Orchestra (DGO) yang aktif menggarap karya untuk konser musik, serta mengiringi tari, teater, film, sinetron, maupun wayang.