Mainteater

KOTA

Bandung

BIDANG SENI

Teater

GAYA

Sastra Drama

TEMA

Mainteater dibentuk pada tahun 1994, di Bandung oleh pegiat teater dari Indonesia dan Australia, di antaranya Wawan Sofwan, Nandang Aradea (Alm), Sandra Fiona Long, Otong Durahim, dan Deden Abdul Aziz. Kelompok ini mempunyai minat pada sastra drama sehingga pementasan mereka bersandar pada kekuatan narasi teks. Wawan Sofwan selalu melihat pokok pikiran dalam novel atau bahkan teks pleidoi dikaitkan dengan persoalan publik. Mereka mentransformasi teks secara utuh ke dalam realitas lakon dan pewujudan pemanggungannya.

Hingga kini, Mainteater telah menggarap beragam bentuk pementasan, seperti pementasan teater untuk anak-anak, penyajian monolog berbasis tradisi, pemanggungan naskah Indonesia dalam dua bahasa, pengadaptasian monolog ke dalam bentuk teater fiskal tiga bahasa (Indonesia, Inggris, dan Auslan―bahasa isyarat di Australia), pementasan multikultural dan cross culture, serta penggarapan naskah-naskah baru dan naskah lama dengan intrepretasi baru.Tahun 2009, pementasan berjudul “Di Bawah Lapisan Es” karya Falk Ritcher meraih Hibah Seni Kelola kategori Karya Inovatif. Bekerja sama dengan komunitas film independen Bandung, Kineruku, Mainteater turut memadukan video art ke dalam pementasannya. Melalui karya ini, Mainteater menyoroti fenomena sistem perekonomian kapitalisme. Pementasan digelar lima kali di Selasar Sunaryo Art Space dan Gedung Kesenian Rumentang Siang, Bandung.

Menurut Mainteater, teater dapat menjadi media sosialisasi program, ideologi atau misi tertentu. Lakon “Ladang Perminus” yang diadaptasi dari novel karya Ramadhan KH, pernah dijadikan bahan apresiasi pelajar Sekolah Menengah Atas. Mereka juga kerap memberi lokakarya, mengadakan diskusi dan lomba penulisan pementasan.

Pencapaian