Retno Maruti
Theodora Retno Maruti lahir 8 Maret 1947 di Solo, Jawa Tengah dalam lingkungan yang akrab dengan kesenian. Sejak usia lima tahun, Maruti mulai belajar seni pertunjukan tradisi Jawa di perkumpulan seni lingkungan keraton seperti tari dan gamelan. Di luar keraton, ia juga sempat belajar macapat. Lebih lanjut, Maruti mendalami tarian dan tembang klasik Jawa dari sejumlah guru, seperti Laksminto Rukmi, Koesoemakesawa, Nyai Bei Mardusari, R. Ay. Sukorini, Basuki Kusworogo dan Sutarman. Saat SMP, Maruti terpilih menjadi penari kijang kencana dalam pentas rutin Sendratari Ramayana di Prambanan selama kurang lebih delapan tahun. Tak hanya pentas rutin, Maruti turut mempelajari koreografi, tata rias, busana, manajemen pertunjukan, dan kerjasama antarteman dalam pementasan.
Retno Maruti
Theodora Retno Maruti lahir 8 Maret 1947 di Solo, Jawa Tengah dalam lingkungan yang akrab dengan kesenian. Sejak usia lima tahun, Maruti mulai belajar seni pertunjukan tradisi Jawa di perkumpulan seni lingkungan keraton seperti tari dan gamelan. Di luar keraton, ia juga sempat belajar macapat. Lebih lanjut, Maruti mendalami tarian dan tembang klasik Jawa dari sejumlah guru, seperti Laksminto Rukmi, Koesoemakesawa, Nyai Bei Mardusari, R. Ay. Sukorini, Basuki Kusworogo dan Sutarman. Saat SMP, Maruti terpilih menjadi penari kijang kencana dalam pentas rutin Sendratari Ramayana di Prambanan selama kurang lebih delapan tahun. Tak hanya pentas rutin, Maruti turut mempelajari koreografi, tata rias, busana, manajemen pertunjukan, dan kerjasama antarteman dalam pementasan.