Behind The Actors

Behind The Actors dibentuk oleh Asep Budiman alias Asbud pada 20 September 2004. Sebagai laboratorium penciptaan kreatif, keanggotaan Behind The Actors bersifat temporer sehingga anggota tetapnya 5 orang dan selebihnya direkrut sesuai kebutuhan produksi. Mereka bebas berproses bersama siapa saja karena komitmen dan totalitas menjadi hal yang terpenting.

Kelompok ini mengedepankan spirit aktor dan spirit kemandirian. Sekalipun tanpa sutradara, aktor masih bisa bermain. Masing-masing berproses dalam “memeriksa keaktoran” sebab acting adalah tindakan atau aksi. Setelah merampungkan suatu karya dan akan memulai yang baru, semua awak Behind The Actors harus mengawalinya dengan halaman kosong. Meskipun mereka melakoni hal yang sama, halaman kosong memungkinkan sesuatu bisa diguratkan di atasnya, mulai dari menagih kerja, membangun sistem sendiri, usaha, dan keuletan sendiri.

Garapan Behind The Actors menawarkan kekayaan dan kebaruan bahasa ungkap visual dengan menggali khazanah lokalitas Nusantara. Karya mereka menjadi menarik dengan bentuk pertunjukan teater modern yang berlandaskan budaya Indonesia. Salah satunya karya “Cuk-Cis” (2009) yang menggabungkan seni teater, dalang, wayang orang, wayang golek Sunda, dan musik keroncong berbahasa Belanda. Pertunjukan wayang keroncong yang disutradarai Asep Budiman ini dipentaskan di Indonesia, Belanda, dan Vietnam.

Beragam prestasi nasional dan internasional telah diraih Behind The Actors, di antaranya The Best Puppet Maker pada Red Mood Festival 2017 di Moskow, Rusia. Behind The Actors menjadi kelompok teater Indonesia pertama yang diundang dalam festival tersebut. Saat itu, mereka menampilkan pertunjukan wayang keroncong dengan lakon “Kumbakarna Pejah” berkisah tentang raksasa baik hati bernama Kumbakarna yang juga merupakan adik dari Rahwana.

Pencapaian

Kontak

Behind The Actors

Jl. Bojong Sayang RT 003/02 No.34.Terusan Cibaduyut Kab. Bandung

Email: budiman_asep@yahoo.com; behindtheactors@yahoo.com