en id

Ratna Sarumpaet


Ratna Sarumpaet lahir di Tarutung, 16 Juli 1949. Ayahnya adalah Menteri Pertanian dan Perburuhan dalam kabinet Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Sumatra pada akhir 1950-an, sedangkan sang ibu adalah aktivis perempuan. Hal ini membuat Ratna dididik menjadi kritis sejalan dengan perjuangannya melalui panggung teater. Ratna sempat kuliah di jurusan arsitektur Universitas Kristen Indonesia Jakarta, namun tidak selesai. Lalu, ia memutuskan belajar teater dengan bergabung dengan Bengkel Teater Rendra.

Ratna sempat tinggal di kediaman W. S. Rendra di Yogyakarta. Tapi ia memutuskan keluar dari Bengkel Teater karena ketidaksukaannya pada pola feodalisme yang diterapkan di sana. Setelah itu, Ratna mendirikan Satu Merah Panggung pada tahun 1974. Pentas perdananya adalah karya saduran “Rubayyat Umar Khayam” di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Sayangnya pementasan ini tak mendapatkan sambutan baik lantaran banyak pihak yang meragukan kapasitasnya sebagai sutradara. Ratna dan Satu Merah Panggung mulai mendapatkan pengakuan berkat lakon “Antigone” karya Jean Anouilh (1991). Ratna menggarap lakon dengan mengungkap kedudukan perempuan di ranah Batak.

Pada awal pendirian Satu Merah Panggung, Ratna memang memfokuskan diri pada karya-karya Barat. Selanjutnya, ia mulai menggunakan seni sebagai alat perjuangan dengan mengusung tema kemanusiaan, perempuan, dan pluralisme. Tahun 1994, Ratna menggarap pementasan “Marsinah: Nyanyian dari Bawah Tanah” sebagai responnya atas kasus pembunuhan buruh perempuan bernama Marsinah di hutan jati di Madiun. Ketika kasus Marsinah dibekukan oleh kepolisian, Ratna kembali merespon dengan karya “Marsinah Menggugat”. Karya ini membuatnya dikenal hingga ke mancanegara, bahkan Ratna sempat mendekam di penjara dengan tuduhan merencanakan makar.

Ratna mendirikan organisasi sosial Ratna Sarumpaet Crisis Centre yang aktif menyalurkan bantuan ke daerah konflik untuk menangani kasus lingkungan dan pelanggaran hak asasi manusia. Pada periode 2003-2006, Ratna menjabat sebagai Ketua Dewan Kesenian Jakarta. Selain berkiprah di ranah seni dan sastra, Ratna kini dikenal sebagai aktivis dan politisi.

Sign Up For Our Newsletter

Stay update and get our latest news right into your inbox